Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata bekatul? Dedak, berbau tengik, limbah padi yang apek, makanan ternak, kotor. Sebagian besar masyarakat menyamakan bekatul dengan dedak. Padahal, bekatul dan dedak itu berbeda. Dedak adalah limbah penggilingan/penumbukkan padi yang pertama. Sementara bekatul adalah sisa penumbukkan/penggilingan padi kedua (kulit ari beras). Saat padi digiling, kulit padi yang biasa kita kenal dengan gabah akan terpisah dari bulirnya. Butiran nasi yang biasa kita makan disebut endosperma beras. Bekatul adalah lapisan yang melapisi endosperma. Bubuk bekatul ini umumnya berwarna cokelat muda dan memiliki rasa agak manis.

Berikut adalah kandungan vitamin dalam bekatul padi dalam kadar, ppm (berat kering). Ppm (part per milion) sama dengan mg/kg. Daftar inbersumber dari Barber dan Benedito de Barber, 1980.

  • Vitamin A = 4,2
  • Vitamin B1 (Tiamin) = 10,1 – 27,9
  • Vitamin B2 (Riboflavin) = 1,7 – 3,4
  • Vitamin B3 (Niasin) = 236 – 590
  • Vitamin B12 = 0,005
  • Vitamin E (tokoferol) = 149
  • Biotin = 0,16 – 0,60
  • Inositol = 4.627 – 9.270
  • Piridoksin = 10,3 – 32,1
  • Kolin = 1.279 – 1.700
  • Asam Pantotenat = 27,7 – 71,3
  • Asam Folat = 0,50 – 1,46
  • p-Asam Aminobenzoat = 0,75

Cukup banyak bukan kandungan bekatul ini? Namun bekatul juga mengandung bau yang kurang sedap, kondisi ini timbul ketika bahannya sudah rusak. Perlu diketahui bahwa bekatul mudah sekali rusak. Bau tengik akan menguap saat bekatul mengalami kerusakan. Lalu, adakah cara untuk  membuat bahan ini bisa tahan lama? Tentu ada! Berikut beberapa cara mengawetkan bekatul :

  • Sangrai – Menyangrai bekatul berarti menggorengnya tanpa minyak dengan terus diaduk kurang lebih selama sepuluh menit. Namun kita perlu hati-hati, lalai sedikit bekatul akan gosong atau warnanya jadi cokelat tua. Sebelum disangrai, jangan lupa pastikan bubuk bekatul sudah halus (disaring). Manfaat bekatul sangrai diantaranya, untuk campuran makanan kecil ataupun kue-kue kering (kue yang tidak perlu pengembangan).
  • Menggunakan Sistem High Temperature Short Time – Ini teknologi yang efektif untuk mengawetkan bekatul. Namun, jarang dipakai karena biayanya lebih tinggi.
  • Kukus – Caranya, bekatul di kukus selama tiga puluh menit kemudian barulah dikeringkan. Setelah bubuk bekatul benar-benar kering, baru didinginkan.

Bekatul ini banyak digunakan untuk berbagai pengobatan penyakit. Berikut ini diantaranya :

1. Menurunkan Kolesterol Jahat

Yang berperan penting turunkan kolesterol adalah kandungan tokotrienol. Tokotrienol berfungsi menghambat kerja enzim yang bisa menimbun kolesterol di tubuh. Bekatul juga merupakan sumber serat pangan yang baik untuk memperlancar pencernaan. Kemampuan serat pangan adalah mengikat asam empedu yang nantinya keluar bersama dengan tinja.

2. Metabolisme Lemak

Pecahan lemak bekatul terbukti dapat menurunkan jumlah lemak darah, baik pada manusia atau hewan.

3. Membuat Pencernaan Jadi Sehat

Bekatul yang kaya serat pangan (dietary fiber) akan memperlancar proses pencernaan

4. Baik Dikonsumsi Penderita Diabetes

Seperti yang kita ketahui, kandungan serat pangan pada bekatul sangat baik bagi penderita diabetes. Dianjurkan untuk dijadikan pola makan harian. Saat konsumsi pertama kali biasanya menimbulkan diare, tetapi tak usah khawatir. Karena kondisi ini tidak akan berlangsung lama.

Sumber : manfaat.co.id