Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).

Dua orang pegawai C.U. Mendatangi rumah seorang anggota yang lalai mengembalikan pinjaman. Kebetulan si suami peminjam yang menunggak itu sedang tidak berada di rumah. Kedua petugas C.U. Diterima oleh nyonya rumah.

“Kami mau menanyakan pinjaman atas nama Bapak. Sudah tiga bulan tidak ada angsuran.”

“Iya, Bu. Jumlahnya Rp. 600.000,-. Sudah enam bulan. Bu. Katanya, untuk membeli televisi.”

“Lha, televisi kami ini sudah beli setahun yang lalu. Dan masih bagus. Suami saya memang pemboros. Mungkin ia pinjam uang untuk berfoya-foya dengan teman-temannya. Bagi saya, itu adalah uang gelap.”

“Kami tidak tahu, bahwa Ibu tidak tahu.”

“Lain kali, saya harap C.U. Berhati-hati.”

Setelah bosan mendengarkan omelan Sang Nyonya tentang suaminya, kedua pegawai C.U. Meninggalkan rumah itu tanpa memperoleh uang.

Tidak jelas, apakah adegan tadi cuma sekedar sandiwara Sang Nyonya atau kisah nyata dalam keluarganya. Sebulan kemudian, Pengurus C.U. Mengeluarkan aturan yang mengharuskan seorang isteri mengetahui pinjaman suaminya, dan sebaliknya.

Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 106.