Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).
Kampiun memperoleh pinjaman dari C.U. Enam bulan yang lalu. Dalam tiga bulan pertama ia mengangsur sesuai janjinya. Setelah itu? Tidak ada kabar lagi. Maka dua orang pegawai C.U. Mendatanginya.
Setelah tiba di rumah Kampiun lalu omong basa-basi seperlunya, pegawai C.U. Berkata: “Angsuran pinjaman Saudara ternyata tidak lancar. Mungkin Saudara mengalami masalah yang serius sehingga sulit mengangsur. Kami sungguh cemas, karena tidak ada kabar dari Saudara.
“Masalah memang selalu ada. Sedang sempit rejeki. Tetapi itu tidak penting. Saya ingin tahu mengapa saya ditagih agar membayar pinjaman, sedangkan Pak Mancet yang sudah lebih dari setahun tidak membayar didiamkan saja?”
“Kami juga sudah menagih Pak Mancet. Namun belum ada hasilnya.”
“Kalau Pak Mancet mau membayar, saya juga akan membayar pinjaman saya sampai lunas.”
“Hm? Mengapa Saudara ingin meniru Pak Mancet?”
Demikianlah, kejelekan mudah menular dari satu orang kepada orang lain. Tanpa perlu program atau rencana, kejelekan itu dapat menular secara efektif. Bila pengurus C.U. Yang diserang ‘penyakit pinjaman macet’ terlebih dahulu, maka penularan ‘penyakit’ itu kepada para anggota menjadi semakin cepat.
Sebaiknya, kebaikan tidak mudah menular. Kebaikan harus ditularkan dengan sengaja dan dengan ketekunan. Dalam koperasi, pengurus dituntut bergiat menularkan semangat saling percaya, kegemaran bekerjasama, saling menolong, semangat demokratis, swadaya, kesederhanaan, kamauan belajar, dan sebagainya.
Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 92.