Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).
Ketika ada pelatihan bagi anggota C.U., di Kampung Menyumbung, Kecamatan Sandai, Ketapang, Kalimantan Barat, seorang peserta berkata: “Kalau belanja jangan dengan mata.”
“Memangnya mata kita dapat ditukar dengan sembako?” tanya peserta lain.
“Bukan begitu, maksud saya, kita ini kalau belanja biasanya hanya menggunakan mata. Tidak pakai otak.”
“Kalau tidak pakai mata, kita akan ditipu oleh penjual,” sambung peserta lain.
“Maksud saya, jangan membeli barang berdasarkan keinginan. Kita berbelanja seharusnya sesuai keperluan dan kemampuan kita. Begitulah salah satu kesimpulan pembahasan tentang pengelolaan anggaran belanja keluarga tadi. Betul ‘kan, Pak Fasilitator?”
“Kalau memang itu kesimpulan Bapak, saya setuju saja,” jawab Fasilitator.
Dan, peserta yang aktif itu pun melanjutkan: “Keinginan kita dimulai dari mata. Lalu turun ke hati. Kalau kita belanja pakai otak, kita akan mengerti mana barang yang sungguh kita perlukan, dan apakah kita mampu membelinya. Kalau belanja pakai mata, kita membeli barang hanya karena tertarik melihatnya.”
Kecerdasan orang kampung sering mengagumkan. Banyak kebijaksanaan dapat dipelajari dari mereka.
Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 86.