Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).
Setiap hari, Keroak dan adiknya pergi ke sekolah dengan naik oplet. Untuk transport ke sekolah itu, mereka memerlukan Rp. 36.000,- sebulan.
Ayah dan ibu Keroak hampir setiap hari menyadap karet. Karet itu dijual untuk menukar keperluan hidup sehari-hari. Tentu saja harga karet harus disisihkan secukupnya untuk Keroak dan adiknya agar mereka tidak absen ke sekolah.
Mengapa ayah dan ibu tidak membelikan sepeda untuk Keroak dan adiknya? “Bagaimana bisa beli sepeda? Hasil kerja sehari pas-pasan untuk hidup sehari,” kata ibu Keroak.
Setelah menjadi anggota C.U., ayah dan Keroak menjual seekor kambing. Harganya Rp. 130.000,-, semuanya ditabungkan ke C.U. Lalu mereka meminjam sebesar Rp. 400.000,- untuk membeli sebuah sepeda. Sehingga Keroak dan adiknya dapat bersepeda ria ke sekolah.
Jatah transport sebesar Rp. 36.000,- dialihkan untuk mengangsur pinjaman. Dalam 14 bulan pinjaman itu sudah lunas.
“Kami senang,” ibu Keroak mengungkapkan perasaannya, “karena sudah punya sepeda dan sedikit tabungan. Beberapa bulan lagi kami akan meminjam untuk membeli beberapa ekor kambing dan sebuah sepeda lagi. Lalu saya dapat berboncengan dengan suami, naik sepeda ke kebun karet.”
Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 84.