Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).
Tiga orang Panitia Kredit baru saja selesai menerima konsultasi dari seorang anggota pemohon pinjaman.
“Kita harus memutuskan, apakah permohonan pinjaman ini dikabulkan atau tidak,” kata Ketua Panitia Kredit. “Saya sendiri tidak berkeberatan untuk memberikan pinjaman. Tetapi, bagaimana tanggapan Bapak dan Ibu? “Ia bertanya kepada dua orang rekannya.
Seorang rekannya menanggapi: “Menurut saya, banyak keterangan yang disampaikan calon peminjam kepada kita, pantas diragukan kebenarannya. Itu tampak dari pembicaraannya yang berbelit-belit.
Kata sepakat sulit dicapai. Akhirnya, Ketua Panitia Kredit berkata: “Kalau kita ragu-ragu, sebaiknya kasus ini kita serahkan kepada Ketua Dewan Pimpinan.”
Lalu mereka memanggil pemohon pinjaman, dan memberitahukan agar dia langsung menghadap Ketua Dewan Pimpinan.
Ketika bertemu Ketua Dewan Pimpinan, pemohon pinjaman itu berkata: “Saya sudah berkonsultasi kepada Panitia Kredit. Pada prinsipnya, mereka bertiga tidak ada berkeberatan memberikan pinjaman. Tetapi mereka ingin Ketua Dewan Pimpinan menyetujuinya juga.”
“Baiklah,” kata Ketua Dewan Pimpinan sambil membubuhkan tanda tangan, bukti persetujuannya, pada formulir Surat Keputusan Pinjaman.
Setahun kemudian ternyata pinjaman itu bermasalah. Dalam rapat pengurus, Ketua Panitia Kredit berkilah: “Kami memang tidak setuju memberikan pinjaman. Maka kami tidak bertanggung jawab atas kemacetan pinjaman itu.”
Itukah cara ‘cuci tangan’ untuk melepaskan diri dari tanggung jawab?
Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 72.