Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).

Empeliau telah tamat dari sebuah SMU di kota kabupaten. Ia lulus ujian dengan nilai yang tinggi. Cita-citanya? Menjadi karyawan di kantor swasta atau pegawai negeri. “Yang penting ada pekerjaan layak” katanya.

Setelah mengajukan lamaran di tujuh perusahaan, dan selalu dijawab ‘Maaf, belum ada lowongan’, kemudian Empeliau mulai lemah.

Maka ia pulang ke kampungnya. Dan mulai menjadi penyadap karet. Ketika bertemu saya, Empeliau tampak malu-malu dan berkata: “Susah, Pak, belum dapat kerja. Jadi penganggur di kampung.”

“Penganggur? Bukankah engkau menyadap karet?”

“Betul, Pak.”

“Berapa kilogram karet dapat engkau peroleh setiap hari? Dan berapa harganya?”

“Sembilan kilogram, Pak. Sekilo harganya tiga ribu lima ratus rupiah.”

“Jadi engkau dapat tiga puluhan ribu sehari?”

Sungguh menyedihkan ‘nasib’ Empeliau. Menyadap karet, dan mampu menghasilkan lebih dari Rp. 600.000,- sebulan, tetap merasa sebagai pengaggur dungu. Ia masih ingin menjadi karyawan di perusahaan, walaupun gajinya mungkin hanya Rp. 150.000,- sebulan.

Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 26.