Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).

Sikap, mental dan semangat para penggemar permainan judi sungguh bertentangan dengan sikap, mental dan semangat yang diperlukan dalam C.U. Oleh sebab itu, pada kelompok masyarakat yang suka berjudi, C.U. Tidak dapat berkembang dengan baik.

Bagaimana kalau ternyata si pejudi dapat menabung dan dapat mengembalikan pinjamannya secara lancar? Bukankah ia termasuk anggota C.U. Yang baik? Sebelum menjawab pertanyaan seperti itu, sebaiknya dijawab dahulu: Bagaimana si pejudi memperoleh uang? Bukankah ada orang lain, mungkin anggota credit union juga, yang dikalahkannya? Apa artinya bagi C.U., bila satu orang (pemenang judi) lancar mengangsur pinjaman, tetapi banyak orang (yang kalah berjudi) menjadi macet angsurannya?

Pada beberapa daerah kecamatan di Kalimantan Barat, perjudian sudah mewabah menjadi kebiasaan pada warga masyarakat. Para guru sekolah, tokoh adat, tokoh agama, aparat keamanan dan para pejabat pemerintah secara diam-diam juga suka berjudi. Walaupun mulut mereka sering lancar menjelek-jelekan perjudian dan melarang warga masyarakat melakukannya.

Inilah kisah nyata yang terjadi di suatu kota kecamatan.
Sekelompok orang sedang asyik bermain judi “kolok-kolok”. Seorang siswa SLTP, masih berpakaian seragam sekolah, mendekati mereka, lalu menepuk bahu seorang pejudi sambil berkata: “Tolong, Pak, pasangkan di gambar kepiting itu.”

Orang yang diminati pertolongan, tanpa menoleh ke belakang, langsung menyambut uang dan meletakkannya di gambar kepiting. Ternyata memang pasangan titipan itu mengenai sasaran. Si pejudi yang dititipi memungut uang taruhan dan bayarannya, lalu menyerahkan kepada pemiliknya sambil menoleh ke belakang. “Ini uangnya. Siapa yang punya?”
“He, he…Bapak, rupanya, “kata siswa SLTP itu sambil menerima uang dari tangan Kepala Sekolahnya.

Entah apa yang terjadi pada hari-hari berikutnya di sekolah? Masihkah sang Kepala Sekolah suka berpidato mencela perjudian dan melarang para siswa berjudi? Masihkah para siswa menghargai Kepala Sekolahnya sebagai “Bapak”?

Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 13-14.