Sebagai rangkaian dari kegiatan pendampingan mitra-mitra Penabulu untuk program TFCA, pada tanggal 24-28 Oktober 2015 Yayasan Penabulu melaksanakan kegiatan Pendampingan Penyusunan Business Plan untuk KSM Kerima Puri di Desa Merabu, Kec. Kelay Kab. Beurau-Kalimantan Timur.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang bagaimana melakukan perencana bisnis bagi unit usaha yang akan dibangun oleh mitra. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan pelatihan menyusun business plan untuk seluruh mitra Penabulu untuk program TFCA di Jakarta. Harapannya, setelah kegiatan ini mitra bisa meng-identifikasi potensi usaha yang ada serta mampu merancang perencanaan bisnis serta pengembangannya.

Daftar perserta kegiatan Kerima Puri, kampung Merabu adalah:

  1. Mariam
  2. Morayan
  3. Marsely
  4. Elhud
  5. Kristianus
  6. M. Rudiyansah
  7. Rahsum
  8. Agus Arino
  9. Tenli
  10. Rana
  11. Ahmad Hidayat
  12. Hendri
  13. Franiy A. Oky
  14. Iyak
  15. Sul Asmi
  16. Susi Susanti
  17. Hedwigis Rinda
  18. Stevanus
  19. Bobby januri
  20. Ibrahiem
  21. M. Tamzil.

Kegiatan Hari Pertama

Kegiatan diawali dengan sosialisasi, pada kegiatan ini perwakilan Penabulu yaitu Mohamad Tamzil sebagai Business Development Specialist dari unit layanan UPACAYA, menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya serta agenda apa saja yang akan dilakukan terkait pendampingan tersebut. Kedatangan perwakilan Penabulu disambut oleh seluruh jajaran pengurus KSM Kerima Puri, kepala kampung, kepala adat, ketua LPM dan beberapa perwakilan dari kelompok PKK dan pemuda kampung merabu. Setelah Penabulu memaparkan maksud dan tujuannya, pembahasan dilanjutkan dengan diskusi terkait potensi-potensi yang ada di kampung Merabu, baik itu yang sudah dikelola maupun yang belum terkelola oleh masyarakat. Dari diskusi ini teridentifikasi beberapa potensi yang ada di Kampung Merabu, diantaranya:

  1. Ekowisata, saat ini masyarakat kampung merabu didampingi oleh KSM Kerima Puri sedang mengoptimalkan potensi wisata di kampungnya. Hal ini didorong karena sudah 2 tahun terakhir ini Kampung Merabu sudah kedatangan beberapa wisatawan baik domestik maupun asing, tujuan mereka mengunjungi kampung Merabu bermacam-macam, ada yang memang bertujuan untuk melakukan kajian/riset terkait potensi hutan dan Pegunungan Karst, ada pula yang memang sengaja untuk menikmati keindahan alam yang ada di kawasan hutan desa kampung Merabu. Dampak dari kondisi tersebut, saat ini kampung Merabu sibuk untuk menata kampungnya, seperti menyiapkan rumah untuk dijadikan homestay dan mengkoordinir masyarakat untuk menyediakan jasa layanan lainnya, mulai dari transportasi sampai katering.
  2. Madu Hutan, untuk potensi madu hutan ini, masyarakat kampung Merabu sudah melakukan kegiatan dengan pengarahan dan dampingan dari KSM Kerima Puri. Pemanenan madu hutan ini hanya dilakukan oleh beberapa warga saja, dan mereka hanya mampu memanen dalam jumlah terbatas, dikarenakan perputaran penjualan mengalami kendala disebabkan kekurangan akses pemasaran dan tingginya biaya pengiriman untuk sampai ke konsumen. Pengolahan dan pemasaran madu hutan ini sudah berjalan dari 2 tahun terakhir ini, saat ini konsumen yang membeli madu hutan mereka baru sebatas relasi atau kenalan dari jaringan kerja KSM Kerima Puri dan TNC, untuk itu saja mereka mengalami permintaan yang cukup banyak, tetapi tidak terpenuhi karena usaha ini belum terkelola dengan baik. Selain pemasaran, kendala mereka juga ada di managemen dan SDM yang belum fokus mengelola ini menjadi unit usaha yang potensial bagi masyarakat.
  3. Hasil Kebun, selain madu hutan, saat ini pemerintah kampung tengah mengembangkan program kebun bersama untuk masyarakat kampung. Program ini salah satu upaya untuk peningkatan pendapatan bagi masyarakat. Kebun yang sudah ada baru beberapa ratus meter per segi dan ditanami beberapa jenis sayuran secara organik. Selain itu banyak pula aneka buah-buahan baik dari hutan maupun yang ditanam di perkarangan rumah setiap warga. Program kebun bersama ini akan terus ditingkatakn kedepannya dengan perluasan kebun. Terkait program ini, masyarakat Kampung Merabu sudah mendapatkan beberapa mesin potong untuk keripik umbi dari Dinas Sosial, akan tetapi mesin tersebut belum pernah difungsikan dikarenakan belum tersedianya listrik yang cukup untuk produksi, jadi sampai saat ini hasil kebun yang mereka miliki baru untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan selebihnya terbuang begitu saja. Terkait potensi ini, masyarakat berkeinginan untuk kedepannya mereka bisa menjual hasil kebunnya agar bisa menjadi penghasilan tambahan mereka, tetapi mereka tidak tahu bagaimana dan kesiapa menjual hasil kebunnya.
  4. Air Bersih dari Danau Nyadeng, untuk potensi ini, kepala kampung dan KSM Kerima Puri juga berkeinginan untuk bisa memanfaatkan potensi air bersih yang terdapat di danau Nyadeng ini untuk kebutuhan air minum wargannya, selain itu mereka mempunyai ide untuk mengolah air bersih ini menjadi salah satu potensi usaha milik kampung dan melibatkan masyarakat secara langsung untuk dijadikan air minum kemasan. Diskusi terkait ini sedikit agak panjang, dikarenakan ada beberapa warga yang masih pesimis untuk mewujudkan potensi usaha ini, selain produksinya yang tidak mudah dan nilai investasinya cukup besar. Ide ini muncul karena saat ini hampir seluruh daerah di Kabupaten Beurau mengalami krisis air bersih, hal ini dillihat sebagai potensi besar untuk berbisnis air mineral kemasan galon dan akan menjadi usaha masyarakat jangka panjang.

Setelah diskusi yang begitu panjang, masyarakat merasa optimis bahwa potensi-potensi itu bisa dijadikan peluang usaha mereka yang berkelanjutan, sehubungan dengan itu Penabulu mencoba untuk mengurai potensi dan kendala dari semua aspek yang diperlukan untuk membuat suatu usaha terkait potensi-potensi tersebut. Maka seluruh warga dan KSM Kerima Puri sepakat untuk menjadikan ekowisata sebagai usaha yang akan mereka bangun dan potensi-potensi lain seperti sayur mayur dan buah-buahan akan menjadi bagian dari bisnis ekowisata.

Setelah diskusi hari pertama selesai, maka kami menyepakati jadwal serta SDM yang dipilih untuk untuk kegiatan hari ke 2 yaitu menyusun business plan untuk ekowisata dan lokasi kegiatannya kami sepakati untuk bermalam didalam hutan. Setelah itu tim penyusun business plan yang terdiri dari saya selaku fasilitator dari Penabulu, Bapak Arif dari KSM Kerima Puri dan Bapak Franly Oley selaku kepala Kampung Merabu berangkat ke hutan dengan membawa beberapa perlatan untuk kegiatan hari kedua.

Kegiatan Hari Kedua

Pada kegiatan hari kedua ini kami melakukan penyusunan business plan di dalam hutan yang berjarak sekitar 4 KM dari kampung dengan mendirikan tenda disamping Danau Nyadeng. Dalam kegiatan ini kami didampingi oleh beberapa rekan dari TNC untuk menganalisa dampak lingkungan yang akan terjadi jika usaha ini dibangun, tidak hanya itu kegiatan ini juga sekaligus untuk menganalisa potensi air bersih Danau Nyadeng. Dari kegiatan hari kedua ini kami mendapatkan beberapa ide yang akan dijadikan pengembangan usaha untuk kedepannya. Kegiatan hari kedua ini kami selesaikan sampai pukul 15.34 WITA dan kami melakukan persiapan untuk kembali ke kampung dengan dibantu beberapa warga untuk mengangkut peralatan yang kami bawa.

Setelah menempuh jarak hampir 1 jam kami tiba di kampung Merabu, setelah beristirahat sejenak, lalu kami sebagai tim penyusun business plan kembali berkumpul di kantor kepala Kampung Merabu untuk melanjutkan diskusi terkait beberapa hal yang akan dikerjakan pada kegiatan hari ketiga.

Kegiatan Hari Ketiga

Untuk kegiatan hari ketiga ini kami melakukan penyusunan business plan di kantor Kepala Kampung, hal ini dilakukan mengingat ketersediaan fasilitas yang ada di kantor kepala kampung cukup menunjang untuk penyusunan hari ketiga ini. Dari kegiatan hari ketiga ini kami secara khusus mengurai bagaimana strategi marketing dan pengembangan produk harus sejalan dengan trategi pengembangan ekowisatanya. Hal ini dinilai penting karena model bisnis ekowisata yang akan dibangun harus selaras dengan bisnis lain yang akan dikelola langsung oleh masyarakat.

Kegiatan hari ketiga ini berlansung sampai pukul 23.45 WITA, setelah rampung menyusun beberapa aspek dari business plan ini, maka untuk kegiatan hari keempat akan dilanjutkan dengan dengan aspek analisa dampak dan resiko usaha serta analisa keuangan nya.

Kegiatan Hari Keempat

Melanjutkan bahasan dan pekerjaan dari hari ketiga, kami diskusi untuk lebih mendalami faktor-faktor resiko yang akan dihadapi ketika bisnis ini berjalan. Dalam diskusi ini tim penyusun diajak untuk lebih berpandangan jauh kedepan dan memprediksi hal0hal yang akan dihadapi terkait rencana bisnis mereka, tidak hanya itu mereka harus mengeluarkan solusi atau langkah-langkah apa saja yang bisa meminimalisir resiko atau bahkan meniadakan resiko-resiko yang akan dihadapi. Setelah menyelesaikan aspek ini, lanjut ke aspek analisa keuangan, khusus untuk bagian ini mereka akan merembuk dan melakukan beberapa riset awal terkait produksi agar bisa mencantumkan apa-apa saja kebutuhan yang harus dihitung didalam business plan nya.

Dari 4 hari kegiatan tersebut, lalu kami melakukan evaluasi dan rencana tindaklanjut dari kegiatan ini. Penabulu mendorong Kampung Merabu harus memiliki SDM yang fokus untuk menjadi pendamping bisnis yang akan dilakukan oleh masyarakat. Maka dari itu perwakilan dari Kerima Puri dan Kepala Kampung akan melakukan komunikasi lebih lanjut dengan fasilitator dari Penabulu, dengan tujuan untuk merampungkan business plan dan konsultasi untuk menyususn action plan dalam waktu dekat ini.