Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).
Inilah dialog antara seorang ‘provokator’ pengembangan C.U. Dengan seorang warga masyarakat:
P : Mengapa Ibu tak ikut menabung di C.U.?
M: Mana mungkin saya menabung. Saya ini Cuma guru S.D. Gaji pas-pasan untuk makan keluarga.
P: Berapa gaji Ibu sebulan?
M: Tiga ratus delapan ribu rupiah.
P: Itu pas-pasan untuk makan. Bagaimana seandainya ada orang bersedia menambah penghasilan Ibu sebesar Rp. 5.000,- sebulan, sehingga menjadi Rp. 313.000,-?
Apakah Ibu tidak akan kekurangan? Atau tetap pas-pasan juga?
M: Ah, ditambah Cuma Rp. 5.000,-? Pasti tetap pas-pasan lagi. Tidak ada gunanya.
P: Baiklah. Ditambah Rp. 5.000,- tak ada gunanya. Seandainya gaji ibu dikurangi sebesar Rp. 5000,- sehingga menjadi Rp. 303.000,-, apakah masih bisa diatur agar tetap pas-pasan?
M: Apa boleh buat? Tak ada pengaruhnya kalau Cuma berkurang Rp. 5.000,-
P: Kalau begitu, Ibu ternyata dapat menabung Rp. 5.000,- sebulan. Karena Ibu masih dapat mengatur yang Rp. 303.000,- untuk hidup pas-pasan tadi.
M: Oh, ya? Baiklah.
Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 48.