Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).
Ketika berdiri, sebuah C.U. Menentukan ‘lingkungan pemersatu’ agar sasaran pelayanannya menjadi jelas. Tetapi strategi pengembangan dalam lingkungan pemersatu itu sering kurang mendapatkan perhatian Pengurus. Maka terjadilah sebaran anggota yang amburadul: Beberapa anggota bertempat tinggal 50 km sebelah Timur, beberapa lagi 40 km sebelah Barat kantor C.U., sementara di sekitar kantor masih banyak sekali warga masyarakat yang belum menjadi anggota.
Akibatnya? Ongkos pelayanan menjadi mahal dan banyak anggota cenderung tidak aktif.
Sebaiknya bagaimana? Bagi C.U. Di pedesaan, sebaiknya ‘menggarap’ warga satu dusun sampai kira-kira 60%, mereka menjadi anggota, barulah boleh beralih ‘menggarap’ warga dusun berikutnya. Bukankah C.U. Diharapkan sebagai sarana perubahan sosial? Bukan sekedar sarana untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota perorangan atau perkeluargaan.
Coba lemparkan sebuah batu ke tengah sebuah kolam. Lihatlah. Gelombang yang terjadi berpusat pada tempat jatuhnya batu, lalu bergerak menyebar secara merata sampai menyentuh tepi kolam di segala arah. Seperti gerak gelombang itulah sebaiknya strategi pengembangan keanggotaan C.U. Dalam lingkungan pemersatunya.
Strategi seperti itu dituangkan dalam suatu ‘Peta Pengembangan’, yaitu semacam kalender kerja berdasarkan kemampuan nyata Pengurus. Peta Pengembangan memuat nama desa/kampung sasaran, jumlah warga di situ, jaraknya dari kantor C.U, jangka waktu motivasi kepada warga dan strategi utama yang akan dipakai.
Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 33.