Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).
Ada lomba bayi sehat. Tim juri memutuskan pemenangnya: Seorang bayi normal, berumur 6, lincah, bersih, matanya bersinar-sinar, suka tersenyum dan berat badannya ideal untuk anak manusia seumurnya.
“Mengapa bukan Si Gendut yang menang?” Tanya ibu Si Gendut. “Bukankah dia yang paling sehat di sini? Umurnya juga 6 bulan, tetapi berat badannya sudah mencapai 18 kilogram.”
“Si Gendut termasuk bayi yang kelebihan bobot. Perkembangannya tidak normal, Bu. Lihatlah, ia kurang lincah.” Begitu penjelasan seorang anggota juri.
Sebuah C.U. Yang berumur satu tahun ternyata sudah mempunyai asset Rp. 450 juta. Pasti sehatkah C.U. Itu?
Aset besar saja tidak cukup untuk mengukur kesehatan sebuah C.U. Bahkan besar SHU juga tidak dapat dijadikan ukuran kesehatan C.U. Sama seperti bayi manusia yang sehat C.U. Seharusnya berkembang secara wajar. Keinginan dan kegiatan yang ‘memaksa’ agar C.U. Cepat besar dapat berbahaya. Bagaimana C.U. Dapat sehat, apabila para anggota tidak cukup menghayati jiwa koperasi, tidak memahami prinsip-prinsip koperasi dan tidak punya keterampilan minimal yang diperlukan untuk berkoperasi?
Sehatkah C.U. Yang para anggotanya berlomba-lomba menabung hanya karena mengharapkan deviden besar pada akhir tahun? Atau mereka menabung hanya karena iming-iming kemudahan memperoleh pinjaman?
Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman:30.