Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).

T: Pak Ali, anak bapak ikut dalam permainan judi di arena sana. Bermain dadu.
J: Anak saya yang mana?
T: Si Sujudi. Yang rambutnya panjang itu. Ia tampak asyik sekali berjudi.
J: Kurang ajar si Sujudi itu. Nanti akan saya hajar dia sampai kapok.
T: Ada informasi juga, bahwa ia sudah berhutang sebesar Rp. 500.000,-. Ia pinjam dari seorang temannya.
J: Sungguh keterlaluan. Anak bangsat. Saya akan segera ke sana. Biar dia tahu siapa bapaknya ini. (Sambil menepuk dada dengan geram).
T: Tetapi, Pak Ali, dia sudah menang berjudi hampir Rp. 4 juta.
J: Betul begitu? Dia menang Rp. 4 juta?
T: Saya melihat sendiri, Pak Ali. Anak bapak tampaknya sedang beruntung.
J; Syukurlah, kalau begitu.

Ternyata Pak Ali Cuma benci bila anaknya kalah dalam permainan judi. Artinya, ia tidak membenci permainan judi. Bukankah, kalah atau menang baru dapat diketahui setelah permainan berakhir?
Mungkin banyak warga masyarakat kita bersikap sama seperti Pak Ali.

Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 11.