Sebagai rangkaian dari kegiatan pendampingan Program Penguatan Unit Usaha KSU Mbilin Kayam pada tanggal 5-8 April 2016. Yayasan Penabulu melaksanakan kegiatan Sosialisasi Business Plan KSU Mbilin Kayam di Kota Sorong Papua barat, acara ini dilaksanakan Kantor KSU Mbilin Kayam Jl. Trikora Kp. Salak Kota Sorong.

Sosialisasi business plan ini merupakan rangkaian dari program pendampingan yang dilakukan oleh Yayasan Penabulu untuk KSU Mbilin Kayam yang bertujuan untuk me-review business plan yang sudah disusun oleh Penabulu sekaligus melibatkan pihak KSU Mbilin Kayam sebagai mitra dalam proses finalisasi business plan.

Kegiatan akan berlangsung selama 4 hari dimulai dari tanggal 5-8 April 2016 dan bertempat di kantor sekaligus bengkel speed boat KSU Mbilin Kayam Jl. Trikora Kp. Salak Kota Sorong dan diikuti oleh:

  1. Inne Marlessy-Ketua KSU Mbilin Kayam.
  2. Kalansina Aibini-Staf Unit Perdangan KSU Mbilin Kayam.
  3. Mohamad Tamzil-Business Development Specialist Yayasan Penabulu.

Kegiatan hari pertama dimulai dari pukul 13.00 s.d pukul 17.00 WIT. Agenda hari pertama lebih kepada berdiskusi mengenai perkembangan terkini yang sudah dilakukan oleh koperasi, selain itu diskusi juga sedikit membahas rencana usaha yang akan menjadi prioritas KSU Mbilin Kayam ditahun pertama.

Ibu Inne Marlessy selaku Ketua KSU Mbilin Kayam menyampaikan informasi perkembangan yang sudah dilakukan oleh koperasi setelah kegiatan pendampingan sebelumnya yaitu pada tanggal 10-13 Maret 2016, dimana kegiatan pendampingan tersebut mempunyai agenda untuk pendampingan penguatan managemen operasional koperasi dan fasilitasi penyusunan Business Model Canvas (BMC). Dari diskusi terebut maka perkembangan yang sudah dicapai oleh koperasi antara lain:

  1. Koperasi sudah memahami dan melakukan penyusunan Business model Canvas (BMC) untuk unit usaha yang akan dibangun.
  2. Terbangunnya kesepakatan untuk unit usaha toko spare part yang akan didirikan di Waisai, yang pada rencana sebelumnya akan didirikan di Sorong dan Waisai. Kesepakatan ini terbangun karena hasil analisa melalui BMC, Waisai dinilai lebih potensial untuk membangun bisnis toko spare part dibanding di Sorong.

Selain diskusi terkait perkembangan yang sedang berjalan, diskusi hari pertama juga membahas tentang jadwal kegiatan hari kedua, yaitu sosialisasi business plan draf 1. Dimana business plan yang sudah dibangun masih perlu dilengkapi beberapa data untuk proses finalisasi, selain itu tujuan dari sosialisasi business plan ini adalah agar koperasi turut mengambil bagian dalam proses penyusunan business plan nya, dengan harapan staf koperasi yang terlibat mampu untuk memahami pola penyusunan business plan, sehingga mampu untuk melakukan evaluasi capaian yang telah disepakati pada business plan.

Dalam kegiatan hari kedua, Mohamad Tamzil dari Yayasan Penabulu membuka kegiatan dengan memaparkan materi pengantar “membangun Mindset Bisnis” dimana dalam materi ini menjelaskan tahapan-tahapan untuk membangun mindset bisnis serta bagaimana memulai perencanaan bisnis. Pemaparan materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pentingnya suatu perencanaan untuk memulai suatu bisnis, karena perencanaan yang matang akan meminimalisir dampak dan resiko yang akan dihadapi ketika membangun suatu bisnis.

Setelah pemaparan materi Membangun Mindset Bisnis, acara dilanjutkan dengan pemaparan serta pembahasan rencana usaha (business plan) KSU Mbilin Kayam yang sudah dibangun oleh Penabulu. Dalam pembahasan rencana usaha ini terjadi beberapa revisi, diantaranya:

  1. Jenis Jasa dan produk yang dihasilkan, untuk jenis produk dan jasa yang akan menjadi unit bisnis koperasi, disepakati ada beberapa penambahan peluang bisnis yang akan dikelola oleh koperasi selain bisnis jasa bengkel dan managemen kapal Inbekwan, yaitu toko spare part dan toko logistik.
  2. Penentuan target dan posisi pasar, pada aspek ini koperasi telah mensepakati bahwa target market utama dari bisnis jasa bengkel adalah sebagai berikut:
  • Resort-resort yang ada di Sorong dan Raja Ampat;
  • Lembaga-lembaga konservasi;
  • Operator Wisata (jasa transportasi laut, pengelola wisata diving dll) yang ada di Sorong dan Raja Ampat.

Sedangkan untuk posisi pasar, koperasi menentukan strategi-strategi sebagai berikut:

  • Bengkel: untuk jasa bengkel, dengan konsep “Professional Personal Assistant” bengkel kapal KSU Mbilin Kayam melayani secara khusus dan berkala perbaikan serta perawatan speedboat yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan wisata, lembaga konservasi dan usaha rental speed boat pribadi yang ada di Sorong dan Raja Ampat.
  • Toko spare part, strategi yang akan dibangun adalah koperasi melalui unit bisnis toko spare part akan menjadi pusat penjualan suku cadang untuk mesin speed boat Yamaha dan Suzuki di Waisai.
  • Toko logistik, mengambil posisi sebagai outlet penyedia logistik untuk kebutuhan anggota, kapal Inbekwan dan umum dengan harga grosir dan melayani eceran.

Tiga unit bisnis tersebut direncanakan akan menjadi direalisasikan dalam kurun waktu 1 tahun kedepan dengan terlebih dahulu memperhatikan serta mempertimbangkan situasi dan kondisi perkembangan serta kesiapan koperasi.

  1. Penetapan harga jual produk dan penentuan proyeksi penjualan, untuk aspek ini, pihak koperasi akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Penabulu untuk membuat rancangan strategi penetapan harga dan proyeksi penjualan berdasarkan analisa kelayakan usaha yang telah dibuat oleh penabulu dengan tetap melakukan diskusi dan koordinasi melaui e-mail.

Selain dari ketiga aspek tersebut, diskusi dilanjutkan kepada kendala serta hambatan yang dialami oleh koperasi terkait operasional unit usahanya, dari diskusi ini teridentifikasi beberapa kendala utama dalam menjalankan operasional unit bisnis koperasi, kendala dan hambatan tersebut meliputi aspek SDM, sarana dan prasarana serta belum belum berjalannya perangkat managemen yang telah dibuat dikarenakan kapasitas SDM yang dinilai belum sepenuhnya memahami skema bisnis yang dibangun oleh koperasi.

Kegiatan hari kedua ditutup dengan review materi pembahasan untuk kegiatan hari ketiga, yaitu analisa dampak dan resiko usaha.

Kegiatan hari ketiga dibuka dengan riview pembahasan hari sebelumnya, lalu dilanjutkan dengan pembahasan analisa dampak dan reiko usaha, diantaranya analisa SWOT. Dimana aspek analisa ini merupakan salah satu komponen utama dalam rencana usaha (business plan).

Dari pembahasan aspek analisa ini maka terpetakanlah kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) serta ancaman (threat) koperasi. Setelah analisa SWOT pembahasan dilanjutkan kepada analisa dampak dan resiko usaha yang telah teridentifikasi oleh Penabulu dari hasil pendampingan-pendampingan sebelumnya. Dalam pembahasan ini kami berdiskusi lebih fokus kepada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan berpotensi menjadi resiko serta sejauh mana dampak resiko tersebut kepada keberlangsungan usaha koperasi.

Kemungkinan-kemungkinan resiko yang akan dihadapi oleh koperasi ketika menjalankan bisnisnya adalah melingkupi aspek kinerja SDM, managemen, peningkatan daya saing kompetiter, peningkatan daya tawar konsumen serta resiko tidak berjalannya unit usaha karena aspek pemasaran. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dibahas secara mendalam dengan melihat kondisi-kondisi riil yang ada dilapangan, sehingga rumusan langkah-langkah strategis sebagai antisipasi resiko yang dibangun sesuai dengan kondisi yang diprediksi akan terjadi.

Kegiatan hari ketiga ditutup dengan review untuk materi pembahasan kegiatan hari keempat, yaitu analisa kelayak usaha dan merancang action plan dan kunjungan lapangan untuk analisa kompetiter.

Setelah rangkaian kegiatan tiga hari sebelumnya, pada hari keempat ini kegiatan akan dikhususkan untuk membahas analisa kelayakan usaha yang sudah dibangun oleh analis dari Penabulu. walaupun analisa kelayakan usaha ini masih bersifat draf, akan tetapi cukup untuk memberikan gambaran akan kelayakan usaha yang akan dibangun oleh koperasi.

Untuk proses penyempurnaan analisa kelayakan ini Mohamad Tamzil dari Yayasan Penabulu menyampaikan kekurangan-kekurangan dalam proses finalisasi analisa tersebut, diantaranya adalah kurangnya data dan informasi terkait jumlah serta nilai aset yang dimiliki oleh koperasi, proyeksi pendapatan serta penentuan harga jual produk dan jasa dari setiap unit usaha yang akan dibangun oleh koperasi. Sehingga proses finalisasi akan dilanjutkan oleh analis dari Penabulu setelah data-data terkumpul semua.

Sebagai sesi terakhir dari rangkaian kegiatan sosialisasi business plan KSU Mbilin Kayam ini, Penabulu dengan staf koperasi mencoba untuk menyusun program kegiatan yang akan dilakukan oleh koperasi dalam kurun waktu 1 tahun kedepan. Adapun rencana kegiatan yang telah disusun lebih fokus kepada persiapan serta penguatan managemen kelembagaan dan operasional koperasi, sosialisasi perangkat managemen untuk setiap unit usaha dan aktifitas-aktifitas promosi dan pemasara setiap unit bisnis yang ada.