Deretan artikel yang dimulai dengan judul Senyum CU, merupakan saduran dari buku “Sambil Tersenyum Memahami Credit Union” karangan P. Florus (1999).

Krisis ekonomi membuat Pak Mono dan Bu Mini harus putar otak untuk mengatur kelangsungan “asap dapur” keluarga mereka.

Penghematan sudah dilakukan. Uang hanya boleh dikeluarkan untuk membeli barang-barang yang sungguh diperlukan.

Tiba-tiba Pak Mono mendapat ilham. Ia mengambil kapak dan mulai membabat pohon akasia, ketapang, kaliandra dan bougenvile yang tumbuh subur di halaman rumah. “Kita harus mereformasi halaman rumah ini menjadi kebun sayuran dan buah-buahan,” katanya. Bu Mini setuju. “Dulu kita Cuma latah menanam pohon-pohon seperti itu. Latah mengikuti anjuran pejabat negara.”

Dua bulan kemudian, tanda-tanda keberhasilan mulai tampak. Pada bulan ketiga, Bu Mini mulai dapat memetik bayam, sawi, kacang panjang, cabe, terong atau tomat dari kebun di halaman rumahnya.

Memang belum dapat untuk memenuhi seluruh keperluan. Tetapi dua hari dalam seminggu, Bu Mini tidak perlu membeli sayuran di pasar.

Pak Mono juga tetap tekun merawat pohon jambu, nangka, pisang, belinjo dan sukun yang ditanamnya. “Inilah pohon-pohon pelindung yang akan menghasilkan buah-buahan yang nikmat lezat,” katanya. “Tidak cuma menghasilkan dedaunan kering yang berhamburan di halaman.”

Judul Buku: Sambil Tersenyum Memahami Credit Union, Penulis: P. Florus, Halaman: 42.