Sebagai rangkaian dari kegiatan pendampingan mitra-mitra Penabulu untuk program TFCA, pada tanggal 20-22 Oktober 2015 Yayasan Penabulu melaksanakan kegiatan Pendampingan Penyusunan Business Plan untuk KSM Jala Desa Tanjung Batu, Kab. Beurau-Kalimantan Timur.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk peningkatan kapasitas SDM KSM Jala sekaligus untuk lebih memperdalam tentang penyusunan rencana bisnis bagi unit usaha yang akan dijalankan oleh KSM Jala. Kegiatan ini dipandu oleh Mohamad Tamzil sebagai fasilitator untuk penyusunan Business Plan.
Pada hari pertama, kegiatan ini dimulai dari jam 19.00 WIB sampai dengan jam 23.30 WITA dan diikuti oleh 5 orang pengurus KSM Jala, mulai dari ketua sampai staf keuangan, yaitu:
- Muhamad Hasyim (KSM Jala)
- Junaedi (KSM Jala)
- Welianson (KSM Jala)
- Riska Pertiwi (KSM Jala)
- Nurliati (KSM Jala)
- Bastian (KMS Jala)
- M. Tamzil (Penabulu).
Waktu ini dipilih dikarenakan kondisi Desa Tanjung Batu hanya memiliki listrik dari jam 18.00 WITA sampai dengan 06.00 WITA, selain itu para pengurus KSM Jala sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang mempunyai kegiatan pada siang hari.
Sebagai pembukaan, kegiatan ini diawali dengan perkenalan setiap orang serta posisinya di organisasi tersebut, dilanjutkan dengan pemaparan materi pengantar tentang business plan. Dari pemaparan itu acara dilanjutkan dengan diskusi untuk mengidentifikasi potensi dan peluang usaha yang akan dirumuskan dalam business plan. Dari diskusi tersebut terpetakanlah beberapa potensi yang ada di desa Tanjung Batu, diantaranya:
- Potensi Ekowisata hutan mangrove.
- Pengolahan ikan untuk dijadikan bakso ikan, emplang (kerupuk khas daerah) dan abon ikan.
- Kerajinan bambu dan kayu untuk sovenir.
- Pengolahan produk dari mangrove, seperti sirup dan teh herbal.
- Dan beberapa potensi lain yang bisa dikembangkan dimasa yang akan datang.
Setelah identifikasi potensi yang ada, diskusi dilanjutkan untuk menentukan potensi mana yang lebih memungkinkan untuk dijadikan rencana usahanya, dengan mempertimbangkan beberapa faktor pendukung untuk membentuk suatu usaha berbasis masyarakat. Dari diskusi ini maka pengurus KSM Jala yang hadir menyepakati untuk merancang usaha:
- Pengolahan ikan untuk dijadikan beberapa produk.
- Dan akan melakukan pengembangan usaha, yaitu pemanfaatan buah dan daun dari tanaman mangrove untuk produk sirup dan teh herbal.
Acara hari pertama ditutup dengan merancang ulang jadwal untuk pertemuan hari ke 2 dan hari ketiga, yaitu acara dimulai dari pukul 16.00-23.00 WITA.
Kegiatan hari kedua dilanjtukan dengan diskusi untuk menetapkan produk, analisa produksi, penetapan target market dan strategi pemasaran. Dalam diskusi ini didapati beberapa kendala yang dinilai dapat menghambat keberlangsungan perencanaan usaha yang akan dibangun, yaitu:
- Belum terbangunnya infrastruktur penunjang di wilayah desa Tanjung Batu, seperti listrik yang terbatas penggunaannya, tidak adanya sarana transportasi publik yang mengakibatkan biaya transportasi menjadi sangat tinggi, sampai harga bahan pokok yang terbilang mahal.
- Kekurangan SDM di internal KSM Jala sempat menjadikan keraguan untuk mewujudkan rencana usaha tersebut.
- Perlu ada program peningkatan kapasitas untuk SDM KSM Jala secara berkelanjutan, khusus nya dalam aspek pemasaran dan managemen pengelolaan unit usaha.
Dari kendala-kendala tersebut, maka diskusi dilanjutkan untuk menentukan target jangka pendek yang bisa dilakukan oleh SDM yang ada, yaitu melengkapi business plan yang sudah disusun dan menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan fasilitator dari Penabulu terkait proses pematangan rencana usaha yang akan dibangun. Pada kegiatan hari kedua ini diakhiri dengan memotivasi peserta untuk tetap menjaga semangat dan konsistensi untuk mandiri melalui pengembangan usaha.
Pada kegiatan hari ketiga melakukan survey dikawasan hutan mangrove, dari kegiatan ini didapatkan beberapa potensi yang bisa dikembangkan dari mangrove selain potensi ekowisatanya diskusi untuk penyusunan business plan dilanjutkan kepada bagaimana menganalisa dampak dan resiko usaha dan bagaimana melakukan analisa keuangan suatu usaha yang akan dibangun. Diskusi berlangsung agak berat, karena peserta diajak untuk menganalisa kondisi-kondisi yang akan dihadapi ketika usaha sudah berjalan dan bagaimana membuat mereka menganalisa untung rugi sebelum memulai usaha.
Walaupun kegiatan hari ketiga ini dirasa begitu berat untuk mereka, tetapi respon peserta cukup positif, hal itu bisa dilihat dari pertanyaan-partanyaan yang disampaikan oleh peserta sudah mengarah kepada teknis dan semangat mereka ketika menyampaikan strategi untuk merealisasikan rencana usaha dengan melibatkan masyarakat sekitar, hal ini menjadi indikator bahwa mereka cukup memahami materi yang sudah disampaikan. Maka diujung waktu kegiatan, mereka menyampaikan harapannya kepada fasilitator untuk mendapatkan pendampingan kembali terkait bidang usaha ini.