“Ada berbagai macam varietas kerapu di Indonesia. Namun, hanya beberapa jenis yang sudah bisa dibudidayakan dan memiliki nilai jual tinggi.”
Untuk membudidayakan kerapu dengan baik, Anda harus mampu mengenalnya secara mendalam. Kerapu dewasa lebih mudah dikenali daripada benih yang masih kecil. Namun, bagi yang telah terbiasa berkecimpung dalam pembenihan kerapu, hal itu menjadi mudah untuk membedakannya.
Klarifikasi dan Morfologi
Ikan kerapu mempunyai habitat berbeda-beda dan diperkirakan terdiri atas 46 spesies. Spesies ini berasal dari 7 genus, yaitu Cephalopholis, Aethaloperca, Cromileptes, Anyperodon, Plectropama, Epinephelus, dan Varicla. Namun, dari 7 genus tersebut yang memiliki nilai ekonomis penting adalah genus Plectropama, Cromileptes, dan Epinephelus. Berikut klasifikasi ikan kerapu secara taksonomi.
Filum: Chordata
Subfilum: Vertebrata
Klas: Pisces
Ordo: Perciformes
Famili: Serrenidae
Genus: Cromileptes
Spesies: C. altivelis
Genus: Placetropoma
Spesies: P maculatus, P. leopardus, dan P. oligacanthus
Genus: Epinephelus
Spesies: E. suillus, E. malabaricus, E. fuscoguttatus, E. merra, E. maculatus
Jenis Kerapu
Ada beberapa jenis kerapu yang mempunyai morfologi berbeda, di antaranya sebagai berikut:
- Suhu
Ikan kerapu juga biasa disebut kasai yang berasal dari Famili Serranidae dengan varian spesies. Ciri-ciri Famili ini antara lain mulut besar bisa disembulkan, rahang bergigi kecil, dan ramping. Tubuhnya memanjang agak gilik dan sering berwarna merah atau kecokelatan. Bintik tubuh berwarna biru dengan tepi gelap. Ukuran bintik tersebut ada yang seragam dan beragam, tergantung spesiesnya.
Tulang penutup insang terdapat 3 buah duri pipih. Bagian tepi keeping tulang insang, bagian depan umumnya licin atau kurang bergerigi. Mempunyai satu sirip punggung dengan 7-12 jari-jari keras dan 7-10 jari-jari lemah. Sirip dubur dengan 3 jari-jari keras dan 7-12 jari-jari keras dan 7-10 jari-jari lemah. Sirip dubur dengan 3 jari-jari keras dan 7-10 jari-jari lemah.
Jenis kerapu sunu yang sudah dikomersialkan berasal dari jenis Pleptropama leopardus dan popular dengan sebutan leopard coral trout serta jenis Pleptropama maculatus atau spotted coral trout. Pada jenis P.leopardus memiliki bintik yang seragam, sedangkan pada P.maculatus bintiknya beragam. Ukuran konsumsi kerapu sunu sekitar 0,5-2 kg/ekor.
- Macan
Kerapu macan memiliki badan yang tertutup oleh sisik kecil mengilap dan bercak loreng mirip macan. Badan berbentuk gepeng (compressed), tetapi kadang juga agak bulat dan memanjang. Tubuh berbintik rapat berwarna gelap. Sirip dada kemerahan dan sirip lainnya bertepi cokelat kemerahan.
Rahang atas dan bawah dilengkapi gigi-gigi geratan berderet dua baris, ujung lancip, dan kuat. Ujung luar bagian dari gigi baris luar adalah gigi-gigi yang besar. Sementara itu, mulutnya lebar serong ke atas dan bibir bawahnya menonjol ke atas. Kerapu macan memiliki tubuh yang lebih tinggi dibandingkan kerapu lumpur, tetapi badanya agak lebar.
Dalam dunia internasional, kerapu macan dikenal dengan nama flower carpet cod. Penghuni karang ini biasa ditangkap dengan alat tangkap pancing, bubu, dan jarring insang. Ukuran konsumsi kerapu macan berada pada kisaran 0,4-1,2 kg/ekor.
- Bebek
Disebut kerapu bebek karena bentuk moncongnya mirip kepala bebek. Sebagian juga menyebutnya dengan nama kerapu tikus karena kepalanya meruncing mirip tikus. Secara morofologi, bagian punggungnya meninggi dan cembung. Tubuhnya memiliki ketebalan 2,6-3,0 inci. Sirip dan sisik kerapu bebek berbentuk bulat (sikloid). Di mulutnya tidak terdapat gigi taring, lubang hidung besar berbentuk bulan sabit vertikal, warna kulit abu-abu terang kehijauan dengan bintik-bintik hitam di seluruh kepala, badan, dan sirip. Kerapu bebek yang masih muda memiliki bintik hitam lebih pekat, tetapi sedikit. Di pasaran internasional, ikan ini dikenal dengan nama polka-dot grouper, humback sea bass, atau hump-backed rocked. Ukuran konsumsi kerapu bebek sekitar 0,5-2 kg/ekor.
Kerapu bebek juga sering ditemui menghuni akuarium-akuarium air laut sebagai ikan hias sehingga disebut grace Kelly. Warna kulit tubuh yang indah serta gerakan yang gemulainya membuat hobiis ikan hias terpikat dan memeliharanya di akuarium.
Kerapu bebek tergolong jenis ikan demersal atau hidup di dasar laut. Ikan ini tergolong buas karena suka memangsa ikan lainnya. Kerapu bebek sudah dapat dibudidayakan mulai dari segmen pembenihan sampai pembesaran.
- Lumpur
Tubuh kerapu lumpur memiliki warna dasar abu-abu dan berbintik hitam atau cokelat, tergantung spesiesnya, terdapat 4-6 pita vertikal berwarna gelap dan tubuhnya gepeng memanjang serta gilig. Kerapu ini memiliki badan bagian bawah agak keputihan dan warna dasar sawo matang.
Kerapu ini sering disebut kerapu balong. Dalam dunia perdagangan, kerapu lumpur terkenal dengan sebutan greasy grouper. Jenis-jenis ikan kerapu ini antara lain Epinephelus tauvina, Epinephelus malabaricus, dan Epinephelus suillus. Saat muda, terdapat noda berwarna merah sawo pada seluruh tubuhnya. Ukuran konsumsi kerapu lumpur sekitar 0,4-1,2 kg/ekor.
- Hibrida
Saat ini, sudah ada kerapu hasil silangan atau hibridisasi dengan nama “cantang” dan merupakan hasil dari penelitian Balai Budidaya Air Payau Situbondo di Jawa Timur. Kerapu ini merupakan hasil silangan antara kerapu macan jantan dan kerapu kertang betina. Hasilnya, muncul kerapu terbaru yang lebih unggul. Salah satu di antaranya adalah kemampuannya untuk mencapai bobot 1 kg dalam waktu 5 bulan. Selain itu, cantang juga lebih adaptif dan tahan penyakit.
Tubuh kerapu hampir sama dengan kedua induknya, yaitu kompres membulat. Warna tubuhnya cokelat kehitaman dengan 5 garis melintang bentuk mulutnya lebar dengan bibir bawah lebih panjang daripada bibir atas. Bintik hitam juga banyak tersebar di kepala dan dekat sirip pectoral dengan jumlah yang berlainan pada setiap individu.
Habitat Kerapu
Salah satu indikator terdapatnya kerapu adalah adanya karang. Sifat kerapu yang nokturnal atau aktif mencari makan pada malam hari membuatnya diam dan tidak terlalu aktif pada siang hari. Biasanya mereka bersembunyi di liang-liang dan dasar karang. Kerapu lumpur sering ditemukan pada habitat berlumpur antara lain muara sungai, teluk, dan daerah mangrove. Kerapu ini juga terkadang ditemukan masuk sungai. Tempat hidup kerapu lumpur muda hingga dewasa berada di dasar perairan, sedangkan telur dan larvanya bersifat pelagis dengan daerah penyebaran mulai pantai dan perairan. Kerapu lumpur tergolong jenis ikan yang cukup luas salinitasnya, yaitu sekitar 12-35 ppt. Salinitas ideal untuk pemeliharaan kerapu lumpur sekitar 22-32 ppt.
Telur dan larva kerapu bebek juga bersifat pelagis (berada di kolom air), sedangkan kerapu muda hingga dewasa bersifat demersial atau berada di dasar perairan. Kerapu bebek muda dan larva banyak terdapat di perairan dekat pantai dan muara sungai dengan dasar perairan pasir berkarang dan terdapat padang lamun (seagrass) pada kedalaman 0,5-3 m. setelah menginjak dewasa, ikan ini berpindah ke perairan dalam 7-40 m. Migrasi ikan ini biasanya dilakukan pada siang dan sore hari.
Penyebaran Kerapu
Daerah penyebaran ikan kerapu cukup luas, tetapi tentu saja ada daerah-daerah yang cukup spesifik untuk penyebarannya. Daerah penyebaran kerapu bebek dari Afrika Timur hingga Pasifik Barat Daya. Perairan Indonesia sendiri memiliki potensi perairan karang yang cukup luas. Perairan Indonesia yang populasi kerapunya cukup banyak adalah perairan Sumatera, Jawa, Sulawesi, P. Buru, dan Ambon. Sementara itu, daerah penyebaran kerapu macan adalah Afrika Timur, Kep. Ryukyu (Jepang Selatan), Australia, Taiwan, Mikronesia, dan Polinesia.
Penyebaran kerapu sunu di Indonesia terdapat di Kep. Seribu, Kep. Riau, Lampung, Bangka Selatan, Kep. Karimunjawa, serta seluruh perairan terumbu karang. Sementara itu, untuk daerah penyebaran kerapu lumpur meliputi Teluk Banten, Kep. Seribu, Segara Anakan, Lampung, Perairan Arafuru, Teluk Cempe, dan Kupang.
Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan dan pertumbuhan kerapu dapat digunakan sebagai barometer atau tolok ukur keberhasilan dalam memelihara ikan tersebut. Perkembangan sangat terkait dengan penambahan jumlah secara fisik pada ikan. Sementara itu, pertumbuhan sangat berhubungan dengan perubahan fisik dari ikan tersebut dari kecil hingga menjadi besar.
- Perkembangan
Perkembangan merupakan upaya ikan untuk memperbanyak diri dalam rangka mempertahankan keturunannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan reproduksi atau pemijahan. Kerapu termasuk jenis ikan yang akan mengalami perubahan kelamin (sex reverse) semasa hidupnya. Kelamin kerapu dari awal perkembangan hingga mencapai dewasa (matang gonad) berjenis kelamin betina. Akan tetapi, setelah tumbuh besar atau umumnya bertambah tua, kerapu menjadi jantan. Pergantian kelamin ini dinamakan hermaprodit protogini. Perubahan ini disebabkan faktor umur, ukuran, aktivitas pemijahan, dan indeks kelamin. Karena faktor ini, setiap jenis kerapu mengalami kematangan gonad pada ukuran dan umur yang berbeda.
Untuk mempercepat kematangan gonad bisa dilakukan dengan penggunaan hormone LHRHa. Cara menentukan jenis kelamin kerapu jantan dan betina bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mengurut perut ikan kerapu di bagian atas turun ke bagian atas turun ke bawah arah lubang genital. Jika sudah matang gonad, kerapu betina akan mengeluarkan telur dan kerapu jantan akan mengeluarkan sperma. Cara lainnya adalah menggunakan metode kanulasi, yaitu dengan memasukkan selang kanula atau kateter berdiameter 1 mm ke dalam lubang genital kerapu sedalam 5-10 cm. Dari situ, selang akan mengisap telur maupun sperma sehingga akan diketahui kelaminnya.
Pemijahan biasanya akan terjadi pada malam hari sekitar pukul 20.00-03.00 dini hari. Jantan akan berputar-putar mengikuti gerakan betina. Selang beberapa saat, kerapu betina akan mengeluarkan telurnya, lalu diikuti kerapu jantan yang menyemprotkan sperma dari lubang genitalnya. Setelah itu, telur akan dibuahi oleh sperma. Telur yang telah dibuahi akan terapung, sedangkan yang tidak terbuahi akan tenggelam. Jika telur melayang, bisa jadi telah dilakukan pembuahan, tetapi tidak sempurna dan jika menetas menyebabkan tubuhnya abnormal. Telur kerapu akan menetas setelah 18-20 jam sejak pembuahan.
- Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang atau berat ikan dalam rentang waktu tertentu. Pertumbuhan banyak dipengaruhi oleh banyak faktor dan merupakan proses biologi yang sangat kompleks. Laju pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar tubuh ikan di antaranya gen, seks,umur, berat, dan penyakit. Cara pengontrolan faktor dari dalam cukup sulit, tetapi Anda dapat melakukannya melalui seleksi induk dan benih secara ketat.
Sementara itu, faktor dari luar yang berpengaruh adalah pakan, suhu, oksigen, ph, kepadatan, dan amoniak. Namun, peran domain dalam keadaan lingkungan normal pakan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ikan.
Kebiasaan makan kerapu dapat dilihat dari isi perutnya. Isi perut kerapu yang masih kecil atau muda didominasi krustacea (udang-udangan dan kepiting) sebanyak 83% serta ikan-ikanan sebanyak 17%. Semakin besar, isi perutnya didominasi oleh ikan-ikanan. Jenis udang-udangan yang banyak dijumpai di perut kerapu adalah udang krosok (Parapeneus sp.), udang jerbung (Penaeus marguiensis), dan udang dogol (Metapenaeus sp.).
Sementara itu, untuk jenis ikan-ikanan yang digemari kerapu adalah belanak (Mugil sp.), ikan teri (Stelopterus sp.), tembang (Sardinella sp.), beronang (Siganus sp.), cumi-cumi (Lolligo sp.) dan Jenaha (Lutjanus sp.). Karena makanannya tersebut, kerapu tergolong karnivora dengan kandungan protein tinggi.
Kerapu memiliki kebiasaan pada pagi hari sebelum matahari terbit serta menjelang matahari terbenam. Jika dalam keadaan lapar, kerapu menghadap ke atas dan matanya bergerak-gerak siap memangsa. Biasanya kerapu akan memangsa dan langsung menyergapnya. Kerapu jarang mengonsumsi pakan yang sudah jatuh ke dasar perairan walau keadaan lapar.
Pertumbuhan erat sekali kaitannya dengan nilai produksi sehingga sangat dibutuhkan bagi pelaku pembudidaya. Peningkatan dalam satuan panjang atau bobot per unit waktu dinamakan laju pertumbuhan. Data pertumbuhan yang sering dipakai adalah bobot. Hal ini disebabkan oleh hasil panen dan pemasarannya dinyatakan dalam bobot. Hal ini disebabkan oleh hasil panen dan pemasarannya dinyatakan dalam bobot. Cara menghitung laju pertumbuhan harian (LPH) ikan budi daya dinyatakan dalam persen (%) sebagai berikut:
Keterangan:
LPH = laju pertumbuhan harian
Bo = Bobot ikan rata-rata pada awal pemeliharaan
Bh = Bobot ikan rata-rata pada awal hari ke-h
H = Lama pemeliharaan
Nilai Laju Pertumbuhan Harian (LPH) tergantung pada awal ukuran tebar benih kerapu. Pertumbuhan bobot rata-rata ikan selama waktu pemeliharaan bisa dilihat dari waktu yang dibutuhkan selama pembesaran dan saat ikan mulai dibesarkan.
Konversi pakan juga merupakan cara perhitungan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan jumlah pakan. Jumlah pakan (g) yang dimakan ikan untuk menaikkan 1 g berat ikan dinamakan konversi pakan. Misalnya nilai konversi pakan 8, artinya untuk menaikkan 1 g bobot ikan diperlukan 8 g pakan.
Ikan kerapu memiliki konversi pakan yang tinggi sekitar 8-12. Untuk usaha budi daya kerapu termasuk golongan ikan yang memiliki laju pertumbuhan lambat dengan konversi pakan yang tinggi. Nilai konversi pakan kerapu berbeda-beda tergantung suhu serta ukuran ikan. Rumus konversi pakan dihitung sebagai berikut:
Judul Buku: Bisnis dan Budi Daya KERAPU, Penerbit: Penebar Swadaya, Hal: 12-21.