Sebagai tindak lanjut dari “Workshop Menuju Keberlangsungan Produksi dan Kesejahteraan Masyarakat” yang ditujukan untuk mitra ICCO di Depok, tanggal 4-6 Maret 2014 lalu. Yayasan Penabulu melakukan Kajian terhadap Pengembangan 5 Komoditas di Delapan Wilayah Kerja Mitra ICCO. Kegiatan ini berlangsung dalam bulan Juni-Juli 2015.
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengajak delapan mitra ICCO untuk memetakan dan memahami mengenai metode pendekatan VCD (Value Chain Development) dan M4P (Making Market works for the Poor) di komunitas dampingan yang bergerak di bidang komoditi seperti beras, kopi, mede, sayuran, dan madu. Selain itu, kajian ini mendorong para mitra untuk menyusun desain usaha untuk meningkatkan kapasitas organisasi dalam melakukan pengelolaan usaha komunitas dampingan untuk menuju keberlangsungan produksi dan kesejahteraan masyarakat.
Lembaga yang mengikuti proses ini sesuai komoditas adalah sebagai berikut:
KOMODITAS BERAS
- KRKP (Koalisi Rakyat & Kedaulatan Pangan)
Kajian dilakukan di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada 24-26 Juli 2014. - TRUKAJAYA (Yayasan Kristen Trukajaya)
Kajian dilakukan di Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah pada 27-28 Juli 2014.
KOMODITAS KOPI
- KPHSU (Komunitas Peduli Hutan Sumatera Utara)
Kajian dilakukan di Dolok Sanggul, Medan, Sumatera Utara pada 10-11 Juli 2014. - PETRASA (Yayasan Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Rakyat Selaras Alam)
Kajian dilakukan di Sidikalang, Medan, Sumatera Utara pada 14-16 Juli 2014. - LPPNU (Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama)
Kajian dilakukan di Jambuwer, Kecamatan Karangkates, Kabupaten Malang pada 9-10 Juli 2014.
KOMODITAS METE
- ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil)
Kajian dilakukan di Desa Pulutan Wetan, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah pada 24-26 Mei 2014. - Studi Banding di EAST BALI CASEW (Bali)
Kajian dilakukan di Pertanian Rakyat Kacang Mete Di Desa Ban, Kecamatan Karang Asem, Kabupaten Bali Timur, Provinsi Bali pada 12-13 Juli 2014.
KOMODITAS JAGUNG
- PESADA (Perkumpulan Sada Ahmo)
Kajian dilakukan di Kabupaten Dairi Provinsi Sumatra Utara pada 17-20 Juli 2014.
KOMODITAS MADU
- YRBI (Yayasan Rumpun Bambu Indonesia)
Kajian dilakukan di Banda Aceh pada 21-22 Juli 2014.
Dari asesmen ini, diharapkan para mitra mampu mendampingi dan mengajak para kelompok dampingan untuk membangun sebuah rantai nilai melalui rencana usaha (business plan). Diharapkan pula pada akhir kajian ini, mitra dapat mendesain sebuah business plan yang komprehensif dengan memasukkan elemen-elemen inovasi, identifikasi resiko, mitigasi resiko, serta rencana keberlanjutan dari usaha tersebut baik di bidang komoditi beras, kopi, mete, jagung dan madu.
Sebagai tindak lanjut dari asesmen lima komoditas yaitu kopi, beras, mede, sayuran, dan madu di 8 wilayah kerja mitra ICCO (KRKP, TRUKAJAYA, ASPPUK, LPPNU, KPHSU, PETRASA, PESADA, dan YRBI) yang menekankan kepada penggalian informasi VCD, M4P, dan hambatan mitra dalam pengembangan sebuah rantai nilai melalui rencana usaha. Diharapkan pada mitra dapat mendesain sebuah business plan yang komprehensif dengan memasukkan elemen-elemen inovasi, identifikasi resiko, mitigasi resiko, serta rencana keberlanjutan dari usaha tersebut.
Dari hasil asesmen yang telah dilakukan di mitra ICCO, dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok fokus intervensi, yaitu apakah berdasarkan komoditas (kopi dan beras) dan layanan (CU/Jasa keuangan dan Capacity Building). Kategori kelompok ini nantinya akan di isi oleh 8 mitra ICCO untuk mendesain sebuah business plan.
Dalam membuat business plan, mitra diajak untuk memilih apakah berbasis sebuah komoditi atau organisasi dengan base line mengejar revenue, impact, atau reality yang terjadi sekarang. Penyusunan business plan ini mengacu ke metodologi pendekatan dengan menggunakan pendekatan VCD, M4P ataupun community development. Setelah business plan selesai didesain dan telah disepakati bersama, makan dilakukan pembuatan sebuah proposal yang nantinya terbentuk sebuah bisnis yang mulai dari input, proses produksi, sampai pasarnya.