Yayasan Bambu Nusantara didirikan dikarenakan adanya kepedulian terhadap masalah kemiskinan yang terjadi di daerah Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya. Setelah kurang lebih 13 tahun berkecimpung dalam pemberdayaan masyarakat terutama dalam perekonomian membuat Yayasan Bambu Nusantara sangat senang dengan adanya pengembangan bisnis sosial terutama untuk komunitas dampingan Yayasan Bambu Nusantara.
Dalam Assessment ini peserta yang hadir adalah:
- Titik Sugianti (Yayasan Bambu Nusantara)
- Dhevi C (Yayasan Bambu Nusantara)
- Mohamad Tamzil (Penabulu)
- Danang (Yayasan Bambu Nusantara)
- Yuli Maryati (Yayasan Bambu Nusantara)
- Khairi Syah Fitri (Penabulu)
Produk yang akan diangkat menjadi sebuah unit bisnis di Yayasan Bambu Nusantara adalah produk coklat. Dengan tiga varian rasa yaitu coklat keju, coklat pecel, dan coklat berem. Yang unik dari tiga varian tersebut adalah rasa coklat pecel, coklat dengan serpihan bumbu pecel di dalam coklat membuat perpaduan rasa yang khas. Bisnis ini dimulai pada tahun 2013. Pemasaran yang dilakukan saat ini hanya konsinyasi dengan toko oleh-oleh di Caruban kabupaten Madiun. Menurut analis, produksi coklat ini sedang mengalami penurunan dikarenakan beberapa kendala yang dimiliki dalam unit bisnis tersebut.
Pada hari kedua, kami ditemani oleh Ibu Titik dan 2 orang staf Yayasan Bambu Nusantara untuk melakukan analisa pasar dan kunjungan ke toko oleh-oleh dimana produk coklat dijual. Dari analisa ini kami mendapati beberapa evaluasi terkait pemasaran yang sudah dilakukan dan strategi yang harus dilakukan oleh Yayasan Bambu Nusantara dalam pemasaran produknya, yaitu:
- Sistem titip jual (konsinyasi) belum bisa dijadikan strategi utama dalam memasarkan produk cokelat Ang dikarenakan penjualan barang yang relatif lama yaitu, 30 pcs dalam waktu 1 bulan sehingga perputaran permodalan menjadi lambat.
- Produk kompetiter lebih diminati karena kemasan yang lebih menarik dan merknya yang sudah dikenal oleh konsumen.
- Perlu dilakukan program promosi untuk meningkatkan trend coklat Ang sebelum melakukan kerjasama titip jual (konsinyasi).
- Melakukan promosi dan penjualan secara online, baik melalui toko online yang sudah ada ataupun melalui media sosial.
Tahap Selanjutnya
Sesuai dengan harapan mereka terkait unit bisnis coklat pecel ini maka dari hasil diskusi berikut adalah tahapan kegiatan yang akan dilakukan. Pembuatan marketing plan dan rencana pengembangan produk.
- Pembuatan marketing tools seperti website dan sosial media, (Funpage, Instagram, Twitter), untuk unit bisnis coklat, dimana didalamnya akan mencantumkan variant coklat event di Kota Madiun, promo bulanan, dan produk baru.
- Pembuatan design marketing tools seperti design leaflet, brosur, cover sosial media.
- Follow up data unit bisnis untuk mengisi website dan sosial Media yang akan dibangun seperti profil unit bisnis, visi misi, kegiatan, foto, video, dll.
- Training sosial media.