Bertolak ke Malang Jawa Timur, Penabulu melanjutkan rangkaian Assessment Minat, kapasitas dan Peluang untuk Yayasan Sadar Hati, Malang pada tanggal 12-14 Oktober 2015 diskusi ini dihadiri oleh:

  • Hani (Yayasan Sadar Hati)
  • Wahyu (Yayasan Sadar Hati)
  • Dinny (Yayasan Sadar Hati)
  • Mohamad Tamzil (Penabulu)
  • Ibnu Satar (Yayasan Sadar Hati)
  • Widya Deny (Yayasan Sadar Hati)
  • Khairi Syah Fitri (Penabulu)

Hari pertama: Dalam melakukan diskusi terkait produksi dan pemasaran yang telah dilakukan oleh Yayasan Sadar Hati, maka diketahuilah beberapa potensi yang dimiliki yaitu potensi produk Kerajinan Perca dan Flanel, jenis produk perca yang sudah diproduksi sampai saat ini adalah tas wanita dan dompet, dengan harga berkisar antara Rp. 25.000 sampai Rp. 50.000, untuk dompet dan Rp. 50.000 sampai Rp. 150.000, untuk tas. Sedangkan untuk kerajinan Flanel saat ini adalah produksi boneka karakter untuk buku cerita anak-anak, boneka Jari dan juga aksesoris untuk toples.

Kerajinan kacamata kayu

Kerajinan kacamata ini diproduksi oleh 2 orang dari komunitas penasun yang diberi branding “Sahawood” (Sadar Hati Wood). Penabulu juga mengunjungi workshop pembuatan kerajinan kacamata kayu di daerah Malang. Dalam kunjungan tersebut Penabulu bersama tim Sadar Hati melakukan diskusi bersama penasun pembuat Kacamata Kayu, terkait analisa pengembangan produk kacamata kayu ini sudah dipamerkan kebeberapa event, terutama event dengan isu HIV/Aids.

Sablon kaos atau baju

Saat ini usaha sablon dan kaos ini masih vacum, dikarenakan SDM dari komunitas belum siap untuk melakukan bisnis ini dengan serius. Selain diskusi analisa pasar lokal juga dilakukan agar dapat mengidentifikasi titik potensial untuk perluasan pemasaran produk.

Hari kedua: Menindaklanjuti dari hasil Assessment hari pertama, pada hari kedua kami melakukan analisa pasar lokal untuk mengidentifikasi titik potensial untuk perluasan pemasaran produk, yang ditemani dengan satu orang staf dari Yayasan Sadar Hati, dari analisa tersebut maka kami menyimpulkan bahwa untuk penjualan produk kerajinan seperti tas dan dompet dari kain perca di toko oleh-oleh yang ada di Kota Malang terbilang sepi, hal itu diketahui dari keterangan penjaga toko yang kami kunjungi serta stok barang serupa, yang ada toko tersebut masih banyak dan sebagian sudah lusuh karena sudah lama tergantung disalah satu pojok toko tersebut.

Keberadaan toko oleh-oleh di Kota Malang, jumlahnya tidak banyak dan cenderung sepi, wisatawan lebih memilih membeli produk makanan khas dibanding cendramata.

Penjualan produk kerajinan tas dan dompet dari kain perca difokuskan untuk pangsa pasar lokal dan cara pemasaran melakukan titip jual (konsinyasi), di toko oleh-oleh yang berada di kawasan wisata yang ada di kota Malang.

Melakukan strategi sharing promosi melalui media sosial terkait produk dan dimana produk-produk tersebut dijual. Untuk produk kacamata kayu lebih difokuskan kepada segmentasi menengah atas, dan penjualan difokuskan dengan mengoptimalkan website serta media sosial khusus.

Tahap selanjutnya

  • Pembuatan marketing plan dan rencana pengembangan produk.
  • Pembuatan marketing tools seperti website dan sosial media (Fans Page, Instagram, Twitter) dan Newsletter.
  • Pembuatan design marketing tools seperti design leaflet, brosur, cover sosial media, Newsletter.
  • Follow up data unit bisnis untuk mengisi website dan sosial media yang akan dibangun seperti profil unit bisnis, visi misi, kegiatan, foto, video, dll.
  • Training sosial media.