Koperasi berbasis komoditi kakao merupakan salah satu bentuk upaya perbaikan kesejahteraan petani kakao dirancang untuk meningkatkan penghasilan petani kakao, khususnya petani kakao di wilayah dampingan EMOI.

Pembentukan koperasi petani kakao ini diharapkan akan memiliki 3 unit usaha yang komprehensif, meliputi: unit usaha layanan pertanian, unit usaha pengolahan dan pemasaran kakao fermentasi, serta unit usaha pengolahan limbah kakao dengan tujuan koperasi mampu menciptakan keberlangsunggan produksi kakao dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.

Program ini akan dilaksanakan secara simultan dan sinergis bersama-sama antara Bumoe Malikussaleh (BM), Yayasan Agro Bina Mandiri (YABM) dan Yayasan Penabulu. Dalam program ini Penabulu melakukan penguatan aspek keuangan dan akuntansi koperasi, dan dalam fokus yang terpisah Penabulu mendorong terbentuknya Unit Usaha Pengolahan dan Pemasaran Kakao sebagai salah satu bentuk unit usaha koperasi.

Metode yang digunakan pada program penguatan koperasi kakao adalah kombinasi metode riset/studi, pendampingan dan fasilitasi.
Periode pertama, Penabulu dan Bumoe Malikussaleh melakukan penggalian terkait data potensi, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek sosial dan pendukung lainnya pada tanggal 3-7 Agustus 2015 di Kecamatan Matang Kuli dan Tanah Luas, Lhok Sukon, Aceh Utara.

Berikut merupakan tahapan-tahapan kajian potensi yang telah dilakukan:

  1. Pemetaan rantai pasar biji kakao dilakukan dengan mewawancarai beberapa pedagang/agen pengumpul biji kakao.
  2. Penggalian data proses budidaya, proses produksi, dan pasca panen dilakukan dengan metode FGD dan wawancara di 9 kelompok tani di 2 kecamatan.
  3. Pada tanggal 13 Agustus 2015, Penabulu mencoba menemui supplier biji kakao dan produsen biji kakao di Medan, mengumpulkan informasi terkait akses pasar, cara penjualan dan syarat kualitas produk biji kakao.
  4. Pada tanggal 12 September 2015, Penabulu Juga menemui produsen biji kakao fermentasi PT Wahana Interfood Nusantara yang berada di Jalan Dadali No.16 Kota Bandung, Jawa Barat. Mengumpulkan informasi terkait pasar kakao fermentasi, standart kualitas biji kakao fermentasi, serta cara penjualan biji kakao fermentasi.

Berdasarkan analisa dari hasil asessmen terkait budidaya, produksi, dan unit usaha (koperasi) diharapkan koperasi dalam setahun ini fokus kepada penguatan teknik budidaya dan perawatan untuk peningkatan produktivitas serta kualitas kakao dan demplot percontohan teknik budidaya dan perawatan tanaman kakao yang diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kelompok yang lain untuk mengimplementasikan teknik budidaya dan perawatan yang tepat.

Serta melakukan riset pengolahan biji kakao fermentasi dalam peningkatan mutu produksi serta peningkatan penghasilan kelompok petani kakao Lhok sukon.